Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare melaksanakan rapat dengan salah satu agenda penyampaian program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Kegiatan ini juga dihadiri Dekan FUAD Nurkidam, Wadek I FUAD Iskandar, Wadek II Nurhikmah, Kabag FUAD Hamid, Ketua Prodi, DEMA dan HMPS di lingkup FUAD.
Rapat diawali arahan Dekan FUAD Nurkidam. “Progres MBKM dilaksanakan bukan hanya di BRIN, namun ada PLN dan lainnya, silakan mendaftar, namun pastikan masih terdaftar dan sesuai persyaratan yang berlaku,” katanya.
Kedua , di dalam Laboratorium lingkungan FUAD perlu difungsikan sesuai ketentuan yang ada. Ketiga , pengisian di sisfo terkait pembelajaran harap diselesaikan dan setiap prodi bisa menyelesaikan distribusi mata kuliah. Keempat, penyesuaian anggaran setiap prodi tidak bisa melebihi pagu anggaran yang ada. Kelima , diharapkan juga ada pemutakhiran data mahasiswa bagi setiap prodi dari mahasiswa yang aktif dan non aktif.
Kemudian, sosialisasi selanjutnya disampaikan oleh Abd. Wahidin yang merupakan salah satu Person in Charge (PIC) MBKM.
“Tantangan dari MBKM ini salah satunya nantinya mahasiswa akan melaksanakan di Pulau Jawa,” ujarnya.
Selanjutnya, Ketua Prodi Sosiologi Agama ini menyampaikan juga bahwa sumber daya manusia (SDM) mahasiswa akan mendapat nilai saing dan pengalaman yang luar biasa, pendaftaran ini dibuka dari, Senin- Rabu (9-11/01/2023).
Wadek I FUAD Iskandar menyampaikan bahwa perlu adanya pemantapan dengan pihak BRIN, termasuk evaluasi terhadap silabus, ketercapaian pembelajaran, serta living cost mahasiswa.
“Secara umum kegiatan ini menarik dan luar biasa yang akan menambah pengalaman mahasiswa kita dalam mencapai target di dalam MBKM,” tuturnya.
Dalam sesi tanya jawab, Kaprodi Jurnalistik Islam Nahrul Hayat menanyakan regulasi dan mekanisme di dalam pendaftaran MBKM, dan pertanyaan selanjutnya terkait proses peminjaman alat di setiap prodi.
Mahasiswa dari perwakilan Prodi Jurnalistik Islam Arif, bertanya terkait proses UKT.
“Bagaimana sebenarnya penilaian di dalam menentukan banding UKT?” tanya Arif.
Wadek II FUAD Nurhikmah menjawab bahwa sebenarnya setiap fakultas memiliki jumlah atau kuota di dalam menentukan banding UKT, belum lagi yang penting data mahasiswa sesuai data yang sebenarnya, pasti akan diperjuangkan, intinya sesuai data dan persyaratan,” jelas Nurhikmah.
Kaprodi Bahasa dan Sastra Arab H. Iqbal Hasanuddin juga menyampaikan dukungan adanya pelatihan Dai secara khusus bagi seluruh mahasiswa di lingkungan FUAD, saya kira semua bisa dibina dan saya siap juga ikut melatih,” tutupnya.
MBKM